Perjuangan nelayan perikanan di tengah pandemi Covid-19 semakin menjadi sorotan masyarakat. Dampak dari pandemi ini tidak hanya dirasakan oleh sektor kesehatan, tetapi juga sektor ekonomi, termasuk nelayan perikanan yang berjuang untuk bertahan hidup.
Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, sektor perikanan mengalami penurunan produksi hingga 20% akibat pandemi Covid-19. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya permintaan pasar dan sulitnya akses distribusi hasil tangkapan nelayan ke pasar.
Salah satu nelayan di Desa Puger, Jawa Timur, Bapak Suyono, mengungkapkan perjuangannya selama pandemi ini. “Kami kesulitan menjual hasil tangkapan karena pembeli berkurang dan harga jual turun drastis. Kami harus berjuang lebih keras untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.
Pemerintah pun berupaya memberikan bantuan kepada nelayan perikanan untuk mengatasi dampak pandemi ini. Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengatakan bahwa pemerintah telah menyalurkan bantuan berupa paket sembako dan bantuan modal usaha kepada nelayan perikanan. Namun, ia juga menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, nelayan, dan masyarakat dalam menghadapi situasi sulit ini.
Para ahli juga menyoroti pentingnya perlindungan sosial bagi nelayan perikanan selama pandemi ini. Dr. Ir. Dedi Adhuri, M.Sc., seorang pakar kelautan, menekankan perlunya kebijakan yang mendukung keberlangsungan hidup nelayan perikanan. “Kita perlu memberikan perlindungan sosial kepada nelayan perikanan, seperti asuransi kesehatan dan jaminan sosial, agar mereka dapat melanjutkan usaha mereka dengan lebih baik,” katanya.
Dengan perjuangan nelayan perikanan yang terus berlanjut di tengah pandemi Covid-19, diharapkan dukungan dari semua pihak dapat membantu mereka melewati masa sulit ini. Semoga sektor perikanan dapat pulih dan nelayan dapat kembali menjalankan aktivitas mereka dengan lancar.